Ramadhan,
Boleh donk yang miskin makan enak..
Buka Puasa makan Kremes Lele.
Telur Orak Arik
Roti pencuci mulut (tanpa sabun)
Makan enak meski tak ada uang.
___________________________
Coba orang orang pada baik sepanjang tahun, sebaik pada Bulan Ramadhan.
Yang miskin pastinya tidak khawatir dengan yang namanya kelaparan.
Yang tidak ada THR, yang tidak pegang uang, yang tidak mempunyai sesuatu yang wah dan baru di lebaran nanti, temen temen yang berkriteria ini jangan sedih ya.
Falah menemani Anda, tidak hanya kita kok. Namun buanyak yang seperti kita. Tak perlu sedih tak perlu risau. Para Ulama dulu banyak yang miskin, banyak yang susah sekedar untuk makan. Para Ulama bahkan mereka ada yang dihinakan di mata manusia, bahkan tersingkir di keramaian hiruk pikuk gemerlap dunia. Ada pula Ulama yang sakit sakitan, ada yang lumpuh, ada yang sedemikian kesusahannya.
Muslim itu jika beriman, mereka akan diberi cobaan. Semakin dia kuat beriman, semakin berat pula cobaan ini sudah pasti, disebutkan kok didalam Al Qur'an.
Ulama mereka ada yang miskin susah makan.
Dijama dan sekeliling kita ada juga kok Falah dan teman teman merasakan.
Dijaman kita nan jauh disana Palestina sana,mereka jauh sekali dibawah kita, mereka bukan miskin lagi namun mereka bahkan lebih ke kelaparan, ketakutan, dan nyawa terancam lebih mudah hilang.
Kita, jika mengacu berpatokan kepada tetangga tetangga kita yang serba baru mereka punya barang dilebaran, maka kita akan susah dan jauh dengan kata bersyukur.
Hendaknya, kita bercermin melihat yang ada dibawah kita. Lihat dan bersyukurnya kita yang ada di Indonesia. Kita Aman, Nyaman, masih bisa makan, makan enak pula meski hanya dari uluran tangan manusia. Daripada saudara kita yang ada di Palestina, Suriah, Somalia, Rohingya, dan lain sebagainya.
Jangan sedih ya, Para ulama dan orang orang di Palestina dan lainnya iman mereka tinggi, meski mereka miskin tapi mereka tetap mulia kok.
Kita juga bisa, meski miskin namun tetap mulia seperti mereka, dengan cara mensyukuri apa yang ada.
Senyum yah .. Semangat menjalaninya, tidak ada yang baru tidak apa apa, Ramadhan dan Lebaran itu intinya bagaimana kita menjalaninya supaya menjadi ibadah menjadi berkah mulia, itu intinya. Bukan malah Ramadhan dan lebaran membuat kita congkak sombong dan pamer lekayaan yang dipunya, jatuhnya Ramdhan rugi bukan berkah dan mulia, karena amalannya habis dimakan kesombongan larena hal baru yang dipamer dan sombongkan. Inget ya, manusia ada setitik kesombongan dihatinya, dia harom mencium baunya surga. Baunya aja harom nggak dapet, apalagi memasuki kaplingannya.
Kita yang miskin jauh lebih mudah menjauh dari sifaf sombong, congkak, ujub, riya, dan pamer tadi.
Namun kita juga jaga yah yang miskin untuk tidak iri, hasad dan dengki melihat saudara kita yang serba baru dan ada.
Iri, hasad dan dengki obatnya mudah, sibukkan diri dengan ibadah yang lebih kenceng diakhir atau 10 hari terakhir bulan ramadhan. Rasulullah salallahu 'alaihi wasallam juga kok, saat akhir ramadhan ibadahnya kenceng lagi, bukan mengibukkan diri belanja cari roti baju dan shoping ngemol itu enggak kok. Maka kita tiru dan teladani ibadahnya Nabi, bukan tiru pada umumnha mnusai lain yang sibuk belanja di akhir ramadhan.
Mudah kan obat penyakit hati untuk kita orang miskin?
Kalau mereka yang kaya, pastinya susah untuk menghindari pamer, sombong, ujub, riya dan lainnya. Dan mereka akan lebih cenderung untuk sibuk dengan harta kekayaan mereka, akan sibuk beli dan ngemall kesana kemari cari barang paling bagus untuk akhir ramadhan dan lebaran. Mereka akan lebih mudah silau harta dan tidak mencontoh nabi kita untuk lebih giat dalam beribadah di akhir dibulan ramadhan.
Maka, dengan melihat dari penyakit hati orang kaya dan miskin, harusnya kita lah yang miskin yang lebih banyak bersyukur. Kita lebih mudah untuk lebih giat beribadah daripada orang orang kaya.
Ingat, Rasulullah salallahu 'alaihi wasallam lebih khawatir dengan umatnya yang diberi cobaan kaya harta daripada khawatirnya terhadap miskinnya umatnya.
Artinya, cobaan orang yang kaya lebih mudah menjerumuskan karena harta dunia. Sedang orang miskin tidak ada cobaan untuk terjerumus dalam harta dunia.
Sedang kita tau, cobaan yang paling berat adalah harta, disamping dari cobaan wanita.
So, jadi, sok atuh kita yang miskin semangat. Tidak ada yang baru dan masih susah makan, kita jalani dengan semangat. Jangan khawatir sudah lapar, nanti masih ada zakat untuk kita supaya dihari lebaran kita masih bisa senyum bahagia tidak memikirkan kesusahan susahnya makan keseharian.
Lebaran kita terjamin kok perut kita, tidak perlu cemas dengan yang namanya lapar di hari lebaran.
Semangat ..
Jangan lupa 10 hari terakhir ramadhan, kita harusnya sedih karena ramadhan segera meninggalkan.
Harusnya sedih sudah belum kita mendapat ampunan di bilan ini, celaka looo orang yang tidak mendapat ampunan di bulan Ramadhan.
Makanya, ibadah dikencengin sungguh sungguh bukan malah kenceng dan sungguh sungguh ngemall nya ..
Falah Amnan Al Islam
No comments:
Post a Comment