Banyak yang berfikir bahwa menjadi suplier itu enak. Mereka pikir dagangan laris, banyak duit, mudah penjualan. Itu pikir mereka.
Tapi
Padahal dia suplier itu pusing, mikir uang laku hasil jualan harus diputar untuk membeli barang lain, dan memikir lagi untuk perhitungan untung rugi. Was was dengan barangnya jika ia luput dari perhitungan, maka yang didapat rugi sangat besar. Dan resiko ditanggungnya pun juga besar.
Dengan seperti itu, maka makan tidak merasakan enak meski makanannya adalah makanan yang mahal, tidur pun kurang dan tidak pupa merasa nyenyak.
Berbeda dengan penjual biasa, yang jika laku dapet untung bisa untuk makan dan jika ada kerugian ia tanggung tidak terlalu banyak.
Tidur teratur, makan santai enak, dapat menikmati meski makan makanan sederhana, tidak dikejar target yang banyak hiduppun tenang. Dengan keyenangan, maka ibadah bisa lancar, tidak terganggu oleh keduniaan berburu harta dan menyelamatkan kerugian rupiah.
Bersyukurlah menjadi penjual yang ambil sedikit dan untung sedikit. Karena mempunyai banyak waktu untuk yang lebih bermanfaat, seperti ibadah dan menikmati makan makanan yang mungkin tidak mewah namun menikmati dengan hati tenangnya.
Kwantitas banyaknya nominal rupiah tidak selalu membuat bahagia, namun justeru banyak yang malah mereka menderita.
No comments:
Post a Comment